Analisis Kebutuhan Pelat Injak pada Box Underpass Akibat Pengaruh Beban

Wibisono Bangun Satrio, Bernardinus Herbudiman, Erma Desmaliana

Sari


ABSTRAK

Underpass merupakan suatu bangunan terowongan termasuk sarana transportasi barang dan manusia. Underpass dibangun di bawah tanah untuk menghindari daerah/kawasan rawan kemacetan. Pada kasus tertentu, kebutuhan pelat injak dapat diabaikan keberadaanya pada struktur box underpass. Analisis dilakukan dengan membandingkan perilaku struktur dengan 2 kondisi yaitu kondisi 1 pelat tanpa timbunan dan kondisi 2 pelat injak yang tertimbun oleh tanah timbunan. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak SAP2000. Intensitas beban mengacu pada pembebanan jembatan SNI 1725:2016. Variasi panjang untuk pelat injak yang digunakan 5 m, 6 m dan 7 m, variasi tebal pelat yaitu 30 cm, 35 cm dan 40 cm, serta pengaruh jarak spring yaitu 10 cm, 20 cm dan 30 cm. Dari penelitian, lendutan yang terjadi cenderung lebih besar pada kondisi 2 karena pengaruh beban SIDL yang besar, lendutan maksimum kondisi 1 dan 2 adalah 1,148 mm dan 1,486 mm. Perbedaan momen maksimum kondisi 1 dan 2 masing-masing 422,111 kN-m dan 309,883 kN-m. Gaya geser masing-masing sebesar adalah 259,634 kN dan 583,885 kN. Gaya-gaya yang terjadi pada kondisi 1 cenderung lebih besar dari pada kondisi 2.

Kata kunci: pelat injak, tanah timbunan, distribusi beban

 

ABSTRACT

Underpass is a tunnel building for transportation of goods and people. Underpasses are built underground to avoid areas / areas prone to congestion. In certain cases, requirement of approach slab may be ignored in structure of the underpass box. Analysis was done by comparing the behavior of the structure with 2 conditions, condition 1 with plate without soil embankment and the condition 2 approach slab is covered by soil embankment. Analysis was carried out with SAP2000. Load intensity refers to SNI 1725: 2016. Variation of length for approach slab used 5 m, 6 m and 7 m, variation of plate thickness are 30 cm, 35 cm and 40 cm, and influence of spring distance are 10 cm, 20 cm and 30 cm. From the research, deflection that occurred tends to be greater in condition 2 because influence of large SIDL loads, maximum deflection conditions 1 and 2 are 1.148 mm and 1.486 mm. Difference in maximum moment in conditions 1 and 2 is 422.111 kN-m and 309.888 kN-m. Respectively shear force is 259.634 kN and 583.885 kN. The forces that occur in condition 1 tend to be greater than conditions 2.

Keywords:  approach slab,  soil  embankment, load distribution. 


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana.v4i4.98

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


____________________________________________________________

ISSN (elektronik) : 2477-2569  

diterbitkan oleh :

Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung

Alamat :  Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124

Kontak : Tel. 7272215 (ext. 206)  Fax. 7202892

____________________________________________________________

Terindeks:

 

research

____________________________________________________________

Statistik Pengunjung 

Flag Counter

Lihat Statistik Jurnal

Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License