Pengaruh Jenis Sambungan Jari dan Sambungan Miring pada Balok Laminasi Galar Bambu Petung Terhadap Keruntuhan Geser
Sari
ABSTRAK
Kebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi yang semakin meningkat tidak seimbang dengan ketersediaan bahan baku kayu yang memadai, sehingga pemanfaatan bambu sebagai alternatif harus lebih dioptimalkan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan bambu yaitu dengan teknik laminasi, sehingga dengan dapat diperoleh balok sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Akan tetapi penggunaan sambungan sulit dihindarkan pada struktur bentang panjang sehingga diperlukan jenis sambungan yang paling optimum antara sambungan jari (finger joint) dengan sambungan miring (scarf joint). Bambu yang digunakan adalah bambu petung yang dibentuk galar. Benda uji terdiri 3 variasi meliputi balok tanpa sambungan dari bahan galar (BLP-G), balok dengan sambungan jari (BLP-GJ), serta balok dengan sambungan miring (BLP-GM). Aplikasi sambungan pada balok laminasi memberikan pengaruh terhadap penurunan kekuatan balok. Penurunan kekuatan balok masing-masing sebesar 17,863% untuk sambungan jari (BLP-GJ), 66,119% untuk sambungan miring (BLP-GM). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa balok BLP-GJ memiliki kekuatan dalam memikul beban yang lebih tinggi dibandingkan balok BLP-GM. Hal ini disebabkan aplikasi sambungan jari memiliki sifat saling mengunci dibanding sambungan miring yang memiliki kekuatan pada bidang perekat dan kemiringan sambungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi sambungan jari lebih kuat dibanding sambungan miring untuk aplikasi sambungan pada balok laminasi.
Kata kunci: balok laminasi bambu, finger joint, scarf joint
ABSTRACK
The utilization of wood as a building material has indicated an increasing whether of structural and nonstructural elements. The necessity of wood could not be fulfilled due to the lack of wood with a large diameter. On the other hand, the utilization of bamboo has not been optimal so far because of its short durability of bamboo and the limited dimension of bamboo. The problem can be solved by laminating and joining. The research was conducted to optimize the joint type of finger joint and scarf joint. The bamboo used in this research was bamboo Petung (Dendrocalamus asper). Specimens of laminated beams were made in 3 variations. Beams were made without joint (BLP-G), beams with finger joint (BLP-GJ), and beams with scarf joint (BLP-GM). Each variation consists of 3 samples. Application joint at laminated beam influenced degradation of the strength of the laminated beam. The strength of beam degradation is 17,863 % (BLP-GJ), and 66,119 % (BLP-GM). The result of the experiment showed that BLP-GJ beams were stronger than BLP-GM beams because the application finger joint had better interlocking than the scarf joint. Based on the experimental result, it could be concluded that the application finger joint was stronger than the scarf joint.
Keywords: bamboo laminated beam, finger joint, scarf joint
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana.v11i3.298
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
e-ISSN : 2477-2569
dipublikasikan oleh :
Program Studi Teknik Sipil
Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat: Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak: Tel. 7272215 (ext. 206) Fax. 7202892
Didukung oleh :
Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi
Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSSI)
RekaRacana © 2025 by Itenas is licensed under CC BY-SA 4.0






