Desain Pelabuhan Penyeberangan di Tambelan, Provinsi Kepulauan Riau

Resti Sucilestari, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya

Sari


ABSTRAK

Tambelan merupakan salah satu pulau terluar dan terpencil di Kabupaten Bintan. Hal tersebut membuat kurangnya akses transportasi di wilayah tersebut. Masyarakat Tambelan umumnya berprofesi sebagai nelayan sehingga dalam memenuhi kebutuhan keseharian, masyarakat Tambelan memasok barang dan jasa dari luar pulau melalui pelabuhan laut Tambelan. Aktivitas pelabuhan laut yang lambat menjadi salah satu kendala utama dalam pendistribusian kebutuhan pokok dan mobilisasi masyarakat Tambelan dari luar pulau, oleh karena itu Tambelan membutuhkan sebuah pelabuhan penyeberangan untuk memudahkan mobilisasi dan aksesbilitas masyarakat dari luar pulau.

Desain pelabuhan dipengaruhi oleh volume angkutan dan tinggi gelombang yang berada di sekitar rencana lokasi pelabuhan. Tinggi gelombang rencana didapatkan dengan proses hindcasting yang berupa peramalan gelombang dengan data angin jam-jaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum (H25) sebesar 0,815 m selama 4,455 detik.

Desain Pelabuhan Penyeberangan Tambelan ini berdasarkan analisis proyeksi pergerakan penumpang dan barang untuk kapal feri tipe Ro-Ro 1.000 GRT dengan elevasi dermaga 4,5 m dan kedalaman alur pelayaran adalah 6 m. Pelabuhan Penyeberangan Tambelan ini dilengkapi fasilitas darat dengan luas total 2.491,2 m2 dan area kolam pelabuhan seluas 53.000 m2.

Kata kunci: hindcasting, pelabuhan, penyeberangan.

 

ABSTRACT

Tambelan is one of the outer island and isolated area of district of Bintan. It made the lack of access to transport in that region. Population of Tambelan generally work as fisherman and to get supply of daily needs from outside the island through the seaports Tambelan. The fishermen needs the a convenience port to sells their fish to outside Bintan island. Tambelan also requires a ferry ports to facilitate the mobilization and accessibility of people from outside the island.

Port design is influenced by the volume of freight and high waves that were around the planned location of the port. High waves hindcasting plan determine by the process in the form of forecasting waves with wind data an hour. The analysis showed that the maximum wave height is 0.815 m for 4.455 seconds.

Design Tambelan ferry port is based on passanger and commodity movement analysis, that suit to ferry ship type Ro-Ro 1,000 GRT with dock elevation of 4.5 m and a depth of the shipping lanes is 6 m. Tambelan ferry ports is equipped many facilitiy with a total area of 2,491.2 m2 dan port basin area of 53,000 m2.

Keywords: hindcasting, port design, ferry.


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana.v3i2.13

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


____________________________________________________________

ISSN (elektronik) : 2477-2569  

diterbitkan oleh :

Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung

Alamat :  Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124

Kontak : Tel. 7272215 (ext. 206)  Fax. 7202892

____________________________________________________________

Terindeks:

 

research

____________________________________________________________

Statistik Pengunjung 

Flag Counter

Lihat Statistik Jurnal

Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License