Pengaruh Subtitusi Parsial Variasi Tepung Kaca Terhadap Kuat Tekan Beton Geopolimer
Sari
ABSTRAK
Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah tingginya emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan semen selama proses pembangunan dan penggunaan gedung. Penelitian ini dilakukan dengan membuat perbandingan agregat dan binder-nya sebesar 70%:30%, sebagai pengganti material pengikat yang digunakan yaitu fly ash dan tepung kaca, yang direaksikan dengan alkali aktivator untuk menghasilkan binder pada beton geopolimer. Alkali aktivator yang digunakan yaitu larutan NaOH konsentrasi 10M dan Na2SiO3 dengan perbandingan 1:3. Pada penelitian ini dilakukan 4 variasi benda uji berbentuk silinder ukuran 10 cm x 20 cm sebanyak 48 buah dengan perbandingan tepung kaca dan fly ash yaitu 0%:100% (variasi A), 10%:90% (variasi B), 15%:85% (variasi C), dan 25%:75% (variasi D). Metode membran diaplikasikan untuk perawatan benda uji, selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur 7, 14, dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton geopolimer tertinggi yaitu pada variasi B halmana 10% tepung kaca dengan 90% fly ash, dengan nilai masing-masing sebesar 21,12 MPa; 26,80 MPa; dan 28,65 MPa pada pengujian umur beton geopolimer 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
Kata kunci: beton geopolimer, tepung kaca, fly ash, alkali kktivator, kuat tekan beton
Â
ABSTRACT
One of the main problems faced is the high emission of carbon dioxide (CO2) produced by cement during the process of building and using the building. This research was conducted by making a ratio of aggregate and binder of 70%:30%, as a substitute for the binding material used, namely fly ash and glass powder, which were reacted with an alkaline activator to produce binder in geopolymer concrete. The alkaline activator used was a 10M concentration of NaOH and Na2SiO3 with a ratio of 1:3. In this study, 4 variations of cylindrical specimens measuring 10 cm x 20 cm were carried out with 48 pieces with a ratio of glass powder and fly ash, namely 0%:100% (variation A), 10%:90% (variation B), 15%: 85% (variation C), and 25%:75% (variation D). The membrane method was applied for the treatment of the specimens, then the compressive strength of the concrete was tested at the age of 7, 14 and 28 days. Based on the results of the geopolymer concrete compressive strength test, the highest was variation B, which was 10% glass flour and 90% fly ash, with each value of 21.12 MPa; 26.80 MPa; and 28.65 MPa on the geopolymer concrete age test of 7 days, 14 days and 28 days.
Keywords: geopolymer concrete, Glass powder, fly ash, alkaline activator, concrete compressive strengthÂ
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana.v9i2.70
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
____________________________________________________________
ISSN (elektronik) : 2477-2569Â Â
diterbitkan oleh :
Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 206) Fax. 7202892
____________________________________________________________
Terindeks:
____________________________________________________________
Statistik PengunjungÂ
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.