Optimalisasi Proses Konstruksi Gedung Bertingkat dengan Building Information Modeling (BIM)
Sari
ABSTRAK
Building Information Modeling (BIM) mewakili konsep revolusioner bagi tenaga ahli yang terlibat dalam sektor konstruksi, menjanjikan integrasi yang lebih baik di antara berbagai pemangku kepentingan dalam sebuah proyek. Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan dan efisiensi yang lebih besar di dalam proyek konstruksi. Dengan mengadopsi BIM, diharapkan bahwa kekurangan metode konvensional yang sering mengalami kesalahan karena ketidakakuratan dalam perhitungan. Mengingat hal ini, diperlukan untuk menggali lebih dalam implementasi BIM dan untuk menentukan kebutuhan material untuk pekerjaan kolom dan balok dalam struktur bangunan. Perhitungan dilakukan pada proyek akhir arsitektur dengan 2 model struktur. model pertama dengan jarak antar kolom 4 m dan model kedua dengan jarak antar kolom 8 meter. Dalam kasus ini, model 2 dengan jarak antar kolom yang lebih kecil (4,05 m) ternyata lebih ekonomis dibandingkan dengan model 1 yang memiliki jarak antar kolom yang lebih besar (8,1 m). Meskipun model 2 memerlukan lebih banyak kolom. Komponen struktur terdapat unggul di model pertama dan terdapat juga unggul di model kedua, secara keseluruhan dominan unggul di model yang memiliki antar jarak kolom 4 meter.
Kata kunci: building information building, optimasi, gedung bertingkat, model struktur
ABSTRACK
Building Information Modeling (BIM) represents a revolutionary concept for professionals involved in the construction sector, promising better integration among various stakeholders in a project. This integration aims to create greater alignment and efficiency within construction projects. By adopting BIM, it is expected to overcome the shortcomings of conventional methods, which often suffer from errors due to inaccuracies in calculations. Considering this, it is necessary to delve deeper into the implementation of BIM and to determine the material requirements for column and beam work in building structures. Calculations were carried out on an architectural final project with 2 structural models. The first model has a distance between columns of 4 meters, and the second model has a distance between columns of 8 meters. In this case, model 2, with a smaller column spacing (4.05 m), turned out to be more economical compared to model 1, which has a larger column spacing (8.1 m), despite model 2 requiring more columns. Structural component advantages are found in the first model and also in the second model, but overall, dominance is seen in the model with a 4-meter column spacing.
Keywords: building information modeling, optimization, high-rise buildings, structural model
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana.v10i1.19
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
____________________________________________________________
ISSN (elektronik) : 2477-2569Â Â
diterbitkan oleh :
Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 206) Fax. 7202892
____________________________________________________________
Terindeks:
____________________________________________________________
Statistik PengunjungÂ
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.