Identifikasi Gaya Art Deco Dalam Arsitektur Kolonial Kota Malang Sebagai Dasar Perancangan Gedung Perpustakaan Digital

Fajar Fatkhul Adziim, Andarita Rolalisasi, Benny Bintarjo

Sari


Abstrak

Kota Malang merupakan  kota terbesar kedua di jawa timur setelah kota Surabaya, hal ini tidak terlepas dari efek dibukanya jalur kereta api Surabaya – Malang pada tahun 1878. Lalu ditahun 1903, Belanda memberlakukan UU Desentralisasi yang membuat kota Malang resmi menjadi Kotamadya pada tanggal 1 April 1914. Dalam upaya mengembangkan kota, Pemerintah kotamadya Malang langsung menunjuk Thomas Karsten seorang arsitek dari Belanda untuk merancang tata kota Malang, Dari tahun 1917 sampai 1929, rencana ini dilaksanakan se (Mulyadi, Witjaksono, & Fathony, 2020)cara bertahap dari bouwplan I sampai bouwplan VIII. perkembangan arsitekturnya tidak terlepas dari pengaruh luas arsitektur kontemporer, yang pada saat itu di eropa berkembang dengan pesat bangunan bergaya Art Deco. Setelah sekian lama negara Indonesia merdeka, Ciri bangunan berkonsep Art Deco masih dapat dijumpai di sejumlah bangunan peninggalan kolonial, khususnya di kota Malang hingga saat ini. Kawasan heritage Kayutangan dijadikan oleh pemerintah kota sebagai kawasan wisata sejarah dengan berbagai bentuk bangunan yang dijadikan sajian utamanya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dari bangunan-bangunan peninggalan Belanda, khususnya dikota Malang, guna dijadikannya acuan penulis untuk menarik benang merah desain yang dapat diaplikasikan kedalam perancangan gedung perpustakaan digital kota Malang.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


I. Santoso, ‘Penelusuran Historis Melalui Visual Bangunan Art Deco. Sebuah Upaya Buffer Kualitas Wajah Kota ke Era Komersialisasi di Malang’, MINTAKAT Jurnal Arsitektur, pp. 31–37, 2017.

C. A. Jencks, ‘The Language Of Post-Modern Architecture’, New York: Rizzoli, 1977.

Choirunnisak, ‘Gemeente Malang: keruangan, segregasi, dan potensi wilayah 1914-1940’, Historia Madania, vol. 6, pp. 147–167, 2022.

F. J. M. van Liempt, ‘Stadsgemeente Malang 1914-1939’, Soerabaia: G. Kolff & Co, 1939.

A. Witjaksono, ‘Karakter Kawasan Dan Arsitektur Kota Malang Jawa Timur’, Malang: Dream Litera Buana, 2020.

M. Ridwan, B. Ulum, F. Muhammad, I. Indragiri, and U. Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ‘Pentingnya Penerapan Literature Review pada Penelitian Ilmiah (The Importance Of Application Of Literature Review In Scientific Research)’, Jurnal Masohi, pp. 42–51, 2021.

J. Triwinarto Santoso and N. Suryasari, ‘Tradisionalisme Dalam Arsitektur Kolonial Belanda Di Kota Malang’, 2013.

D. Budiyono, ‘Lanskap Kota Malang Sebagai Obyek Wisata Sejarah Kolonial’, Jurnal Lanskap Indonesia, vol. 4, pp. 43–50, 2012.

K. Nur Erine, S. Rimasari, and A. Sapto, ‘Eksistensi bangunan gaya kolonial Belanda di kawasan Kayutangan, Kota Malang pada tahun 1900-2021’, HISTORIOGRAPHY, pp. 588–602, 2022.

S. Ramli, ‘Signifikansi Elemen Arsitektur Bangunan Kolonial Bergaya Art Deco Di Kota Malang’, PAWON, pp. 63–78, 2020.

N. Tamimi, I. S. Fatimah, and A. A. Hadi, ‘Tipologi Arsitektur Kolonial Di Indonesia’, Vitruvian Jurnal Arsitektur Bangunan dan Lingkungan, vol. 10, no. 1, pp. 45–52, Oct. 2020.




DOI: https://doi.org/10.26760/terracotta.v4i3.8681

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



ISSN elektronik 2716-4667

Diterbitkan oleh :

Program Studi Arsitektur,  Institut Teknologi Nasional Bandung

Alamat :  Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124

Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892

Email : terracotta@itenas.ac.id


Terindeks :

 


Didukung Oleh :

     


Kerja Sama :

aptari    IAI-Jawa Barat



Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License