Pengembangan Termometer Suara bagi Tuna Netra Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Resistif
Abstract
ABSTRAK
Termometer tubuh yang banyak dijual sekarang masih membutuhkan indera penglihatan untuk melihat hasil pengukurannya. Termometer ini sulit digunakan oleh penderita tuna netra secara mandiri. Kehadiran termometer suara sangat membantu penderita tuna netra dan juga pasangan tuna netra yang memiliki bayi untuk mengukur suhu tubuh sebagai salah satu indikator kondisi kesehatan. Termometer suara telah banyak direalisasikan dengan sensor suhu jenis rangkaian terintegrasi LM35. Akan tetapi permasalahan akan timbul ketika sensor ini harus dikemas terlebih dahulu sebelum dipergunakan,yaitu faktor sensitivitas dan keakuratan pengukuran serta kenyamanan pemakaian bagi pengguna baik dari segi waktu pengukuran dan keamanan. Pada penelitian ini, dikembangkan termometer suara portable menggunakan sensor suhu resistif dari termometer digital. Sensor ini dihubungkan dengan rangkaian Jembatan Wheatstone dan penguat instrumentasi untuk menghasilkan sinyal digital. Pengolahan data termometer yang meliputi pembacaan tegangan, konversi tegangan, perhitungan suhu dan pengaturan aktifasi rangkaian output suara dilakukan oleh mikrokontroler yang memiliki ADC internal. Rentang suhu termometer ini adalah 320C hingga 430C dengan catu daya berupa baterai. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa termometer suara dapat menghasilkan suhu terukur dalam kurun waktu 2 menit dengan stabil selama tegangan baterai minimal 7,8Volt, dengan resolusi pengukuran 0,10C dan akurasi 0,40C. Secara kualitatif, suara hasil pengukuran terdengar jelas, tidak terpotong, dan tidak bertumpuk.
Â
ABSTRACT
Most of body-thermometers which are sold today still require the vision sense to see the results. These thermometers are difficult to be used by blind-people independently. The voice thermometer is very helpful for blind-people and blind-couples that have a baby to measure body temperature as one health condition indicator. The voice thermometer has been implemented with temperature sensor LM35. However, problems may arise when the sensor must be packaged, which are the sensitivity, the accuracy and the users convenience both in terms of time measurement and safety. In this study, a portable voice thermometer has been developed using a resistive temperature sensor from an existing digital thermometer. This sensor is connected to the Wheatstone-bridge circuit and instrumentation amplifier to produce a digital signal. Signal processing including voltage examination, voltage conversion, temperature calculation and voice output circuit activation is performed by microcontroller with internal ADC. This thermometer supplied by battery has temperature range from 320C until 430C. When the minimum supply of 7.8volts, the thermometer can produce the stable temperature within 2 minutes with 0.10C and 0.40C of a resolution and an accuracy, respectively. Qualitatively, the voice from thermometer can be heard clearly, not be truncated, and not be overlap.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright LPPM ITENAS