REMEDIASI AIR TERCEMAR MERKURI MENGGUNAKAN PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) METODE LAHAN BASAH BUATAN

Yulita Yulita Yulita, Winardi Winardi, Jumiati Jumiati

Sari


Kegiatan penambangan emas menyebabkan tercemarnya air sungai yang diakibatkan oleh pembuangan tailing pengolahan emas secara amalgamasi. Hg yang digunakan untuk mengikat dan memisahkan biji emas dari pasir atau lumpur, merupakan logam berat yang sangat toksik dan reaktif. Hg memiliki sifat bioakumulasi dan biomagnifikasi di dalam sel, sehingga manusia berpotensi memiliki akumulasi Hg di dalam sel tubuhnya. Penelitian ini menggunakan purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan tanaman yang tumbuh liar di tanah sulfat masam, dengan metode lahan basah buatan (constructed wetland) sistem tetap/batch. Metode lahan basah buatan dirancang dengan reaktor berukuran 60 cm x 30 cm, air limbah yang digunakan sebanyak 19 liter, dengan media berupa tanah dan kerikil ketebalan masing-masing media 5 cm untuk setiap lapisan. Penelitian ini dilakukan selama 20 hari menggunakan Hg artifisial konsentrasi 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm. Penyerapan Hg oleh tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) untuk masing konsentrasi 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm sebesar 96%, 16% dan 4%. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) efektif mengurangi konsentrasi Hg rendah yaitu 1 ppm.

Kata kunci: Lahan Basah Buatan, Merkuri (Hg), Purun Tikus dan Sistem Batch.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Agus, C., Sukandarrumidi, & Wintolo, D. (2005). Dampak Limbah Cair Hasil Pengolahan Emas Terhadap Kualitas Air Sungai dan Cara Mengurangi Dampak dengan Menggunakan Zeolit: Studi Kasus Penambangan Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Manusia Dan Lingkungan, 12(1), 13–19.

Asfiana, A. R. T. L., & K, R. (2015). Penurunan Kadar Kontaminan Mangan (Mn) Dalam Air Secara Bubble Aerator Dan Cascade.

Herlambang, A., & Suryati, T. (2018). Teknologi fitoremediasi untuk pemulihan lahan tercemar minyak. Prosiding Seminar Nasional Dan Konsultasi Teknologi Lingkungan, September, 115–124.

Ihsan, T. (2020). Dasar Epidemiologi Analisis Host dan Lingkungan Pada Agent Kimia. In Angewandte Chemie International Edition (Vol. 6, Issue 11).

Malar, S., Sahi, S. V., Favas, P. J. C., & Venkatachalam, P. (2015). Assessment of mercury heavy metal toxicity-induced physiochemical and molecular changes in Sesbania grandiflora L. International Journal of Environmental Science and Technology, 12(10), 3273–3282.

Napisah, K., & Annisa, W. (2020). Peran Purun Tikus (Eleocharis dulcis) sebagai Penyerap dan Penetral Fe di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Sumberdaya Lahan, 13(1), 53.

Ni’mah, L., Anshari, M. A., & Saputra, H. A. (2019). Pengaruh variasi massa dan lama kontak fitoremediasi tumbuhan parupuk (Phragmites karka) terhadap derajat keasaman (pH) dan penurunan kadar merkuri pada perairan bekas penambangan intan dan emas kabupaten Banjar. Konversi, 8(1), 55–62

Phytoremediation Team. (2009). Phytotechnology technical and regulatory guidance and decision trees, revised. Interstate Technology & Regulatory Council, February, 1–131.

Prihatini, N. S., & Iman, M. S. (2016). Pengolahan Air Asam Tambang Menggunakan Sistem Lahan Basah Buatan: Penyisihan Mangan (Mn). Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 1(1).

Putri, S., Nasoetion, N., & Muhtadi, M. (2020). Utilization of Rats Purun (Eleochalists of Dulcis) and Water Hyacinth (Eichhornia Crassipes) to Reduce Mercury Level (Hg) With Phytoremediation Method. Science and Environmental Journal for Postgraduate, 2(1), 1–11.

Sitompul, D. F., Sutisna, M., & Pharmawati, K. (2013). Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok. Jurnal Institut Teknologi Nasional, 1(2), 1–10.

Sukoasih, A., & Widiyanto, T. (2017). Hubungan Antara Suhu, Ph Dan Berbagai Variasi Jarak Dengan Kadar Timbal (Pb) Pada Badan Air Sungai Rompang Dan Air Sumur Gali Industri Batik Sokaraja Tengah Tahun 2016. Buletin Keslingmas, 36(4), 360–368.

Thamrin, S. A. M. (2012). Manfaat purun tikus, 31(1), 35–42.

Tommy, N., & Palapa. (2009). Bioremediasi Mercuri (Hg) dengan Tumbuhan Air Sebagai Salah Satu Alternatif Penanggulangan Limbah Tambang Emas. Agritek, 17(5), 919–931.

Yulianto, B., & Ario, R. (2006). Daya Serap Rumput Laut (Gracilaria sp) Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter, 11(2), 72–78.




DOI: https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v10i3.212-221

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Terindeks:

 

Statistik Pengunjung