PENGARUH WAKTU FLOKULASI PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI DENGAN BIOKOAGULAN KELOR UNTUK MENYISIHKAN KADAR BESI AIR SUMUR

Dewi Fitria, Puti Sri Komala, Dura Vendela

Sari


Salah satu sumber air baku air minum yang sering digunakan adalah air sumur. Air sumur pada umumnya mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding air permukaan. Masalah yang sering ditemui pada air sumur adalah airnya terkadang mengandung logam besi (Fe) yang tinggi. Fe yang tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan, menimbulkan bau yang menyengat dan gangguan estetika akibat perubahan warna air. Dalam penelitian ini digunakan proses koagulasi flokulasi untuk menurunkan kandungan Fe di dalam air sumur dengan menggunakan biji kelor sebagai biokoagulan. Percobaan ini menggunakan variabel utama waktu flokulasi dengan rentang 10-30 menit dengan interval 2 menit. Pengaruh waktu flokulasi pada penyisihan Fe juga dikaji pada variabel yang ikut mempengaruhi penyisihan Fe seperti  ukuran flok, C-organik air hasil koagulasi dan kadar air dalam flok. Waktu koagulasi yang digunakan adalah selama 1 menit dengan kecepatan 100 rpm, kecepatan flokulasi 40 rpm, waktu pengendapan 60 menit, dan dosis kelor yang digunakan 33 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu flokulasi optimum penyisihan Fe adalah 18 menit.


Kata Kunci


waktu flokulasi, biji kelor, Fe, air sumur

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Chakraborti, R.K., Gardner, K.H., Atkinson, J.F. & Van Benschoten, J.E. (2003). Changes in fractal dimension during aggregation. Water Research, 37, 873–883.

Campbell, A. (2002). The Potential Role of Aluminium in Alzheimer’s Disease. Neprhol Dial transplant (2002) 17 [Suppl 2]: 17-20

Coniwanti, P., Mertha, I. D., dan Eprianie, D. (2013). Pengaruh Beberapa Jenis Koagulan terhadap Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dalam Tinjauannya terhadap Turbidity, TSS dan COD. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Eva, F. K., dan Andri, O. L. (2009). Pralakuan Koagulasi dalam Proses Pengolahan Air dengan Membran: Pengaruh Waktu Pengadukan Pelan Koagulan Alumunium Sulfat terhadap Kinerja Membran. Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas & Petrokimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok

Farooq S, Velioglu S G. (1989). Physico-chemical treatment of domestic Wastewater. V: Cheremisinoff PN, Banning W, Bari A, et al. Encyclopedia of environmental control technology. Vol 3. Houston, Texas: Gulf Publishing Company, 1989: 29-54

Gao B.Y., Wang, Y., Jue, Q.Y., Wei, J.C. & Li, Q. (2008). The Size and Coagulation Behaviour of a Novel Composite Inorganic-Organic Coagulant. Separation and Purification Technology, 62, 544 – 55

Hendrawati, D. S., dan Nurhasni. (2013). Penggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) sebagai Koagulan Alami Dalam Perbaikan Kualitas Air Tanah. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Lampung. Jakarta: Program studi Kimia Fakultas Sais dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Januardi, R., Setyawati T. R., dan Mukarlina. (2014). Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Kombinasi Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera) dan Asam Jawa (Tamarindus Indica). Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura

Kim, H.C., Kim, J.H. & Lee, S. (2006). Fouling of microfiltration membranes by natural organic matter after coagulation treatment: A comparison of different initial mixing conditions. Journal of Membrane Science, 283, 266-272

Larue, O. & Vorobiev, E. (2003). Flocs Size Estimation In Iron Induced Electrocoagulation And Coagulation Using Sedimentation Data. International Journal of Mineral Processing, 71, 1 – 15

Nugroho, B. A., Miswadi, S. S., dan Santosa, N. B. (2014). Penggunaan Serbuk Biji Kelor untuk Menurunkan Kadar Pb, Kekeruhan dan Intensitas Warna. Indonesian Journal of Chemical Science. Jurusan Kimia FMIPA. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Putra, R., Lebu, B., Munthe, M. D. dan Rambe, A. M. (2013). Pemanfaatan Biji Kelor sebagai Koagulan pada Proses Koagulasi Limbah Cair Industri Tahu dengan Menggunakan Jar Test. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara (USU) Vol. 2 No. 2. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Medan: USU

Ramadhani, G. I., Sutanhaji, A. T., dan Widiatmono, B R. (2013). Perbandingan Efektivitas Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC), dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air Jernih. Malang: Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Rambe, A. M. (2009). Pemanfaatan Biji kelor (Moringa Oleifera) sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil. Medan: Tesis, Pascasarjana, Universitas Sumatra Utara

Roussy. (2005). Treatment of Ink-Containing Waste Water by Coagulation/Flocculation Using Biopolymers. Journal of Water SA, 3, 375- 378

Turchiulli, C. & Fargues, C. (2004). Influence of structural properties of alum and ferric flocs on sludge dewaterability. Chemical Engineering Journal 103, 123-131

Wang, Y., Gao, B.Y., Xu, X. M., Xu, W. Y. & Xu, G. Y. (2009). Characterization Of Floc Size, Strength And Structure In Various Aluminium Coagulants Treatment. Journal of Colloid and Interface Science 332, 354 – 359

Yan, W, BaoYu, G, XiuMing, X, WeiYing, X, GuiYing, X. (2012). Characterization Of Floc Size, Strength And Structure In Various Aluminum Coagulants Treatment. Key Laboratory of Colloid and Interface Chemistry Minstry of Education Shandong University, Jinan, P.R. China

Yu, W. Z., Gegory, J., Campos, L. dan Li G. (2011). The Role of Mixing Conditions on Floc Growth, Breakage and Re-growth. Chemical Engineering Journal. Departement of Civil, Environmental and Geomatic Engineering. London: University College London

Yuliastri, I. R dan Hendrawati. (2010). Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera) sebagai Koagulan dan Floakulan dalam Perbaikan Kualitas Air Limbah dan Air Tanah. Jakarta: Skripsi, Progam Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN. Syarif Hidayatullah




DOI: https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v10i2.165-174

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Terindeks:

 

Statistik Pengunjung