Proses Seeding dan Aklimatisasi pada Anaerobic Trickling Reactor
Sari
Â
Pertumbuhan biomassa terlekat ditentukan oleh proses seeding dan aklimatisasi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses seeding dan aklimatisasi pada anaerobic trickling reactor. Metoda penelitian yang digunakan meliputi persiapan reaktor hidrolisis dan 3 buah anaerobic trickling reactor dengan media yang berbeda, serta persiapan bahan meliputi inokulum dan substrat. Parameter yang diukur yaitu densitas, kadar air dan volatil, C-Organik, NTK, pH, temperatur, TAV, COD, dan alkalinitas mengacu pada SNI dan standard methods. Hasil penelitian ini yaitu saat proses seeding, nilai pH 6,87 hingga pH 7,52, temperatur 27oC hingga 28oC, dan ketiga media mengalami pertambahan berat rata-rata sebesar 0,5421 gram/media (bioball rambutan) (12,93 %), 0,7158 gram/media (bioball bola) (11,47 %), dan 0,0449 gram/media (media straws) (13,95 %). Steady state aklimatisasi terjadi pada hari ke-14 hingga hari ke-20 yang ditandai dengan penurunan konsentrasi COD yang konstan. Selama seeding dan aklimatisasi terbentuk biogas. Kesimpulan penelitian ini yaitu proses seeding dan aklimatisasi ditandai dengan terbentuknya lapisan biofilm dan adanya penurunan konsentrasi COD substrat.
Kata kunci: Anaerob, Seeding dan Aklimatisasi, Anaerobic Trickling Reactor
Attached biomass growth is determined by seeding and acclimatization process. The purpose of this research is to know the seeding and acclimation process in anaerobic trickling reactor. The research method used includes the preparation of the tool that is hydrolysis reactor and 3 pieces of anaerobic trickling reactor with different media, as well as the preparation of materials including inoculum and substrate. Parameters measured were density, water content and volatile, C-Organic, NTK, pH, temperature, TAV, COD, and alkalinity refer to SNI and standard methods. The result of this research is when seeding process, pH value 6,87 to pH 7,52, temperature 27oC until 28oC, and third media have average weight gain of 0,5421 gram/medium (rambutan bioball) (12,93 %), 0,7158 grams/medium (spherical bioball) (11,47 %), and 0,0449 gram/medium (media straws) (13,95 %). Steady state acclimatization occurs on the 14th day until the 20th day marked by a constant decrease in COD concentrations. During seeding and acclimatization formed biogas.The conclusion of this research is the seeding and acclimatization process is characterized by the formation of biofilm layer and the decrease of COD concentration.
Keywords: Anaerobes, Seeding and Acclimatization, Anaerobic Trickling Reactor
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Ananda, R. A. (2016). Pengaruh Variasi Tekanan terhadap Peningkatan Konsentrasi Gas Methane dengan Teknologi Pressure Swing Absorption. Institut Teknologi Nasional Bandung, Bandung.
Andary, H. A., Oktiawan, W., & Samudro, G. (2010). Studi Penurunan COD Dan Warna Pada Limbah Industri Tekstil Pt. Apac Inti Corpora dengan Kombinasi Anaerob-Aerob Menggunakan UASB dan HUASB. Universitas Diponegoro.
Anggraini, D., Pertiwi, M. B., & Bahrin, D. (2015). Pengaruh Jenis Sampah, Komposisi Masukan dan Waktu Tinggal terhadap Komposisi Biogas dari Sampah Organik. Jurnal Teknik Kimia, 18(1).
Buekens, A. (2005). Energy recovery from residual waste by means of anaerobic digestion technologies. Paper presented at the Conference “The future of residual waste management in Europe.
Eckenfelder, W. W., Patoczka, J. B., & Pulliam, G. W. (1988). Anaerobic Versus Aerobic Treatment In The USA. New York: Pergamon Press.
Grady, & Henry, L. C. (1990). Biological Wastewater Treatment. New York: Marcel Dekker. Hanupurti, D. A. (2009). Kinetika Penyisihan Senyawa Organik Biowaste Fasa Cair dalam Upflow Anaerobic Fixed Bed Reactor (UAF-B) Bermedia Bambu. Institut Teknologi Bandung, Bandung.(444/S2-TL/TPAL/2009).
Herald, D. (2010). Pengaruh Variasi Rasio Waktu Reaksi terhadap Waktu Stabilisasi pada Penyisihan Senyawa Organik dari Air Buangan Pabrik Minyak Kelapa Sawit dengan Sequencing Batch Reactor Aerob. Universitas Andalas, Sumatera Barat.
Hermawan, B., Qodriyah, L., & Puspita, C. (2007). Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Universitas Lampung Bandar Lampung.
Indriyati, I. (2011). Proses Pembenihan (Seeding) dan Aklimatisasi Pada Reaktor Tipe Fixed Bed. Jurnal Teknologi Lingkungan, 4(2).
Khairani, R. M., Ainun, S., & Hartati, E. (2015). Pemanfaatan Sampah Organik Pasar Sebagai Bahan Baku Biodigester. Institut Teknologi Nasional Bandung, Bandung.
Liberty, P. S. (2008). Pengaruh Penambahan Air pada Biowaste tehadap Rasio C:N:P dalam proses Mechanical Biological Treatment. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Malina, J. F., & Pohland, F. G. (1992). Design of Anaerobic Processes for the Treatment of Industrial and Municipal Wastes. United States of America: Technomic.
Mokobombang, M. A., & Rahardyan, B. (2013). Studi Awal Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Food Waste. 1-11.
Oktaviani, D. (2008). Degradasi Biowaste dalam Reaktor Batch Anaerob sebagai Bagian dari Proses Mechanical Biological Treatment. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Polprasert, C. (1996). Organic Waste Recycling Second Edition. England: John Wiley and Sons.
Ramadanthi, G. P. (2008). Degradasi Biowaste Fasa Cair dengan Reaktor Batch Anaerobik.
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rees, J. F. (1980). The Fate of Carbon Compounds in The Landfill Disposal of Organic Matter. Tchobanoglous, G., H.Theissen, S.A Vigil. (1993). Integrated Solid Waste Management. USA:
McGraw Hill.
Standar Nasional Indonesia 03-1971-1990 tentang Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Standar Nasional Indonesia 06-2422-1991 tentang Pengujian Keasaman dalam Air dengan
Titrimetrik.
Standar Nasional Indonesia 19-3964-1995 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Standar Nasional Indonesia 2801:2010 tentang Pupuk Urea.
DOI: https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v8i1.38-49
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Terindeks: