Pengaruh Secondary Skin Fasade Bangunan Terhadap Kualitas Pencahayaan Alami Ruang Kerja
Sari
Pencahayaan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam perancangan suatu ruang. Kenyamanan pencahayaan pada ruang kantor sebagai area kerja  sangat dibutuhkan sesuai standar SNI sebesar 350 lux, sehingga dapat menunjang aktivitas dan memiliki produktivitas kerja yang baik. Gedung Rektorat Unpad Jatinangor merupakan gedung yang terdiri dari empat lantai dengan fungsi utama sebagai gedung administrasi dalam bidang akademik untuk menunjang kegiatan kemahasiswaan. Gedung ini memiliki bentuk massa lingkaran dan menggunakan secondary skin pada fasad yang selain berfungsi dalam unsur estika bangunan, juga berfungsi untuk mereduksi paparan panas dan sinar matahari yang masuk pada bangunan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pencahayaan alami yang dipengaruh oleh penggunaan secondary skin. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengukuran langsung menggunakan luxmeter dan metode pengukuran dengan simulasi software ecotect. Hasil pengukuran langsung mengunakan luxmeter menunjukan kuat pencahayaan alami yang menghadap secondary skin lebih terang dibandingkan yang menghadap koridor sedangkan hasil pengukuran dengan simulasi software ecotect menunjukan kuat pencahayaan alami yang tidak menggunakan secondary skin intensitas cahayanya lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan secondary skin. Sehingga penerapan secondary skin pada facade bangunan tidak hanya untuk memenuhi unsur estetika dan perlindungan faktor iklim ekternal terhadap bangunan, namun harus juga memperhatikan dampak pencahayaan alami yang terjadi pada ruang dalam bangunan.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
N. L. Latifah, Fisika Bangunan 1, Penghawaan Alami & Penerangan Alami, Pengendalian Termal (Solar Chart & SPSM), 1st ed. Jakarta: Griya Kreasi, 2015.
P. Boyce, “Lighting Quality for All,†CISBE SLL Int. Light. Conf. - Dublin 2013. Sess. 3, pp. 1–5, 2013.
K. Ulrich, T. Klein, M. Bilow, and T. Auer, Façades, Principles of Construction, vol. 53. 2007.
A. Sandak, J. Sandak, M. Brzezicki, and A. Kutnar, Portfolio of bio-based façade materials. 2019.
M. L. Yu, Skins, envelopes, and enclosures: Concepts for designing building exteriors. 2013.
H. Poirazis, Double-skin façades - A literature review, vol. 49, no. 10. 2007.
R. M. B. Jati, J. Thojib, and C. B. Amiuza, “Secondary Skin Motif Batik Jawa Timur Pada Hotel Di Surabaya,†J. Mhs. Jur. Arsit., vol. 3, no. 1, pp. 1–14, 2015.
Soegijanto, Bangunan Di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999.
N. L. Latifah, Fisika Bangunan 2, Kenyamanan Visual: Pencahayaan Alami dan Buatan, Kenyamanan Audial: Akustik dan Auditorium, 1st ed. Jakarta: Griya Kreasi, 2015.
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2396-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 2001.
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 2000.
D. L. DiLaura, K. W. Houser, R. G. Mistrick, and G. R. Steffy, The Lighting Handbook. 2011.
J. Thojib and M. S. Adhitama, “Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami Pada Kantor (Studi Kasus Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang),†Rev. Urban. Archit. Stud., vol. 11, no. 2, pp. 10–15, 2013, doi: 10.21776/ub.ruas.2013.011.02.2.
DOI: https://doi.org/10.26760/terracotta.v2i2.4688
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
ISSN elektronik 2716-4667
Diterbitkan oleh :
Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892
Email : terracotta@itenas.ac.id
Terindeks :
Didukung Oleh :
Kerja Sama :
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.