Perencanaan Kampung Bahari Sebagai Upaya Keberlanjutan, Perkampungan Nelayan Tambak Lorok, Semarang

Juarni Anita

Sari


Abstrak

Perkampungan nelayan Tambak Lorok di Semarang Utara merupakan kawasan rawan banjir karena kondisi permukaan tanah mengalami penurunan setiap tahun. Penduduk pun terus bertambah menyebabkan perkampungan semakin padat dan menjadi kumuh. Masyarakat melakukan penyesuaian rumah untuk menghindari banjir menyebabkan bentuk dan tinggi rumah beraneka ragam. Pada tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan program Penataan Kawasan Permukiman Nelayan dan Tepi Air di Tambak Lorok. Pemerintah Kota Semarang pun memasukkan Tambak Lorok dalam program Kampung Bahari untuk pembangunan keberlanjutan dan pengentasan kekumuhan dan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembangunan keberlanjutan di kawasan pesisir dengan konsep Kampung Bahari di Tambak Lorok. Hal ini penting karena perkampungan ini bisa menjadi model percontohan di kawasan pesisir lain yang rawan banjir. Metoda penelitian bersifat kualitatif dan deskriptif dengan sumber data primer melalui survey dan data sekunder melalui berbagai studi pustaka. Hasil penelitian memberikan deskripsi tentang konsepsi Kampung Bahari, yaitu perkampungan  nelayan yang terintegrasi dengan pusat ekonomi dan perdagangan, industri perikanan, serta pusat wisata bahari. Keberlanjutannya harus didukung oleh infrastruktur seperti tanggul laut, kemudahan akses jalan, tersedianya air bersih, kelancaran drainase, pengelolaan  limbah dan sampah, tersedianya ruang terbuka hijau untuk keasrian kawasan pesisir. Pengelolaan perkampungan harus melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.

Kata kunci: kampung bahari, keberlanjutan, perkampungan nelayan, Tambak Lorok

 

Abstract

Tambak Lorok fishing village in North Semarang is a flood-prone area because the soil surface conditions have decreased every year. The population continued to grow, causing the village to become denser and slum. The communities adjusted their houses to avoid flooding causing the various shapes and heights of houses. In 2015, the Ministry of Public Works and Public Housing implemented a program of Fishermen Residential Area Arrangement and Waterfronts in Tambak Lorok. The Semarang City Government has included Tambak Lorok in the Kampung Bahari program for sustainable development and alleviating slums and poverty. This study aims to describe the sustainable development of coastal area with the concept of Kampung Bahari in Tambak Lorok. This is important because this village can be a pilot model in other coastal areas that are prone to flooding. The research method was qualitative and descriptive with primary data sources through surveys and secondary data through various literature studies. The results of the study provided a description of the conception of Kampung Bahari, a fishing village integrated with the center of economy and trade, the fishing industry, and the center of marine tourism. Its sustainability must be supported by infrastructure such as sea dikes, easy access to roads, availability of clean water, smooth drainage, waste and trash management, availability of green open spaces for the beauty of coastal areas. Village management must involve the central government, local government, and local communities.

 Keywords: maritime village, sustainability, fishing village, Tambak Lorok


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Hadi, S., Sofyan, I., Rozali, A., dan Riawan, E. (2012). Laporan Kajian Potensi Bahaya Rendaman Rob di Ancol, Bandung, Lembaga Afiliasi Peneliti dan Industri Institut Teknologi Bandung, pp. 20-26.

Islam, L.J.F., Prasetyo, Y., Sudarsono, B, (2017). “Analisis Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence) Kota Semarang Menggunakan Citra Sentinel Berdasarkan Metode Dinsar Pada Perangkat Lunak Snapâ€, Jurnal Geodesi Undip, 6 ( 2), pp. 29-36.

Anita, J. dan Sudradjat, I., (2018).†Housing Adjustment Phenomena in the Coastal Area of Muara Angke, North Jakarta, Indonesiaâ€, Journal Applied Environ. Biol. Sci., 8(8), pp.35-43.

Mussadun, dan Nurpratiwi, P. (2016). “Kajian Penyebab Kemiskinan Masyarakat Nelayan di Kampung Tambak Lorokâ€, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 27 (1), pp. 49-67.

Crull, S.R., Bode, M.E., dan Morris, E.W., (1991): “Two Test of the Housing Adjustment Model of Residential Mobilityâ€, Journal of Housing and Society, 3, pp. 53-63.

Dewi, A.P., Sunarti, S., (2019). “Keberadaan Permukiman Kumuh Tambak Lorok Kota Semarang terhadap Pengembangan Kampung Wisata Bahariâ€, Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 8(1), pp. 1-11.

Fitria, N., Setiawan, R. (2014). “Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Baratâ€, Jurnal Teknik Pomits, 3(2).

uTrinanda, T.C., (2017). “Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia dalam Rangka Pembangunan Berbasis Lingkunganâ€, Jurnal Matra Pembaruan 1 (2), pp.75-84.

Sunarti, Rahdriawan, M., Dewi, A.P., Widiarta, J.R., (2018). “Hierarchy Model of Tambak Lorok Slum Area Transformation to Support Marine Tourism Kampongâ€, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci.202 012061,




DOI: https://doi.org/10.26760/terracotta.v1i3.4102

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



ISSN elektronik 2716-4667

Diterbitkan oleh :

Program Studi Arsitektur,  Institut Teknologi Nasional Bandung

Alamat :  Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124

Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892

Email : terracotta@itenas.ac.id


Terindeks :

 


Didukung Oleh :

     


Kerja Sama :

aptari    IAI-Jawa Barat



Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License