Implementasi Arsitektur Neo Vernakular Sunda di Wisata Edukasi Pawon Historical Area

Dian Nitta Efafras, Nur Laela Latifah

Sari


Abstrak

Seiring perkembangan zaman generasi sekarang cenderung makin kurang tertarik untuk mengenal budaya asli daerah di Indonesia. Fenomena ini makin bertambah dangan adanya pandemi COVID-19 yang telah memberi dampak signifikan terhadap penurunan kunjungan ke tempat wisata budaya. Dampak pandemi ini adalah terpaksa harus ditutup sementara atau diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung ke tempat-tempat pariwisata. Dengan adanya pengaruh asing pada gaya hidup maka sudut pandang terhadap pentingnya nilai sejarah juga menjadi memudar. UNESCO menyatakan bahwa dari peninggalan bersejarah yang langka di situs arkeologi Goa Pawon Kabupaten Bandung Barat maka kawasan tersebut layak untuk dijadikan cagar alam. Hal ini menjadikan Goa Pawon memiliki potensi untuk diolah sebagai tempat wisata yang informatif dan menarik. Melalui analisis deskriptif kualitatif dilakukan proses desain kawasan wisata edukasi Pawon Historical Area yang menerapkan tema neo vernakular Sunda, dengan bangunan utama berupa museum berisi ruang pamer, perpustakaan, dan pottery workshop, serta visitor centre. Konsep perancangan tapak dan seluruh bangunan kawasan wisata ini mengacu pada adat istiadat dan filosofi arsitektur Sunda di Kampung Tonggoh, tetapi diselesaikan dengan penggunaan material dan konstruksi modern termasuk adanya sentuhan teknologi pada fasilitas untuk pengunjung di ruang pamer museum dan perpustakaan. Berdasarkan fungsinya yang penting diharapkan Pawon Historical Area dapat mendukung pelestarian budaya asli Sunda dan menjadi model perencanaan kawasan wisata edukasi lainnya di Indonesia.

Kata kunci: Arsitektur sunda, Goa pawon, Neo vernakular, Wisata edukasi

 

Abstract

Along with the times, the current generation tends to be less and less interested in getting to know the indigenous culture of the region in Indonesia. This phenomenon has been exacerbated by the COVID-19 pandemic, which has significantly impacted the decline in visits to cultural tourism sites because they were forced to be temporarily closed or restrictions imposed on the number of visitors. With foreign influences on lifestyles, the perspective on the importance of historical values also fades. UNESCO states that from the rare historical heritage in the archaeological site of Goa Pawon, West Bandung Regency, the area is worthy of being used as a nature reserve, so it has the potential to be processed as an informative and interesting tourist spot. Through qualitative descriptive analysis, the design process of the Pawon Historical Area educational tourism area applies the neo-vernacular Sundanese theme, with the main building as a museum containing a showroom, library, pottery workshop, and visitor center. The design concept of the site and the entire building of this tourist area refers to the customs and philosophy of Sundanese architecture in Tonggoh Village but is completed with modern materials and construction, including a touch of technology in the facilities for visitors in the museum and library showrooms. Based on its important function, it is hoped that the Pawon Historical Area can support the preservation of Sundanese indigenous culture and become a model for planning other educational tourism areas in Indonesia.

Keywords: Sundanese architecture, Pawon cave, Neo vernacular, Educational tourism

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


“Gua Pawon untuk Pusaka/Warisan Dunia UNESCO,†FITB, 2010. https://fitb.itb.ac.id/2010/05/gua-pawon-untuk-pusakawarisan-dunia-unesco/ (accessed Mar. 01, 2022).

E. D. Melyanti, E. Maryanti, and R. Andari, “Potensi Kawasan Gua Pawon sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan,†J. Inov. Penelit., vol. 3, no. 2, pp. 4737–4744, 2022.

S. Rohartati, B. Maftuh, and S. Sapriya, “Menanamkan Nilai-nilai Sejarah Purbakala di Situs Goa Pawon dan Upaya Pelestariannya bagi Siswa Sekolah Dasar,†J. Elem. Edukasia, vol. 6, no. 1, pp. 62–71, Oct. 2023, doi: 10.31949/jee.v5i2.4181.

A. H. P. Hamzah, M. A. Hadiat, and N. Nurhasanah, “Analisis Keanekaragaman Hayati di Kawasan Konservasi Goa Pawon Kecamatan Cipatat Bandung Barat sebagai Ingormasi Pendidikan,†J. Simki Pedagog., vol. 6, no. 1, pp. 297–305, 2023.

M. A. Sutaarga, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, 2017.

L. Yondri, “Manusia dan Budaya Prasejarah dari Gunung Pawon.â€

https://www.academia.edu/5781817/Manusia_dan_budaya_prasejarah_dari_Gunung_Pawon.

R. Ginting S., “Arsitektur Neo-Vernacular Karo sebagai Representasi Budaya Lokal,†Universitas Sumatera Utara Medan, 2014.

G. Fajrine, A. Budi Purnomo, and J. Siswanto Juwana, “Penerapan Konsep Arsitektur Neo Vernakular pada Stasiun Pasar Minggu,†in Seminar Nasional Cendekiawan ke 3, 2017, pp. 85–91. https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/semnas/article/view/2168/1850.

A. Maurina, W. E. Sari, J. Krisanti, and J. Adhisaksana, “Komparasi Penggunaan Material Bambu dalam Struktur Form-active dan Semi-form-active pada Bangunan Lengkung Bentang Lebar,†2014. http://repository.unpar.ac.id/handle/123456789/3045.

H. Anwar and H. Achmad Nugraha, Rumah Etnik Sunda. Griya Kreasi, 2013.

T. Yunika et al., “Kosmologi Arsitektur Sunda Pada Perancangan Pusat Seni Dan Budaya Jawa Barat Di Bandung,†vol. 17, no. 2, pp. 73–80, 2019.

https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/agora/article/view/7494.

P. Salura, Sundanese Architecture. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2015.

M. Sahril, A. Saputra, and A. F. Satwikasari, “Kajian Arsitektur Tradisional Sunda pada Desain Resort,†PURWARUPA J. Arsit., vol. 3, no. 4, pp. 65–74, 2019.

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/3991.




DOI: https://doi.org/10.26760/terracotta.v5i1.10990

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



ISSN elektronik 2716-4667

Diterbitkan oleh :

Program Studi Arsitektur,  Institut Teknologi Nasional Bandung

Alamat :  Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124

Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892

Email : terracotta@itenas.ac.id


Terindeks :

 


Didukung Oleh :

     


Kerja Sama :

aptari    IAI-Jawa Barat



Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License