Memanfaatkan Potensi dan Keindahan Bangunan Kolonial melalui Alih Fungsi Bangunan Studi Kasus: Heritage the Factory Outlet di Jl Riau Bandung

Nurtati Soewarno

Sari


ABSTRAK
Bangunan peninggalan kolonial merupakan warisan budaya yang saat ini banyak dialih fungsikan terutama untuk fungsi komersial. Bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang unik dan beradaptasi terhadap iklim tropis dengan penerapan bukaan lebar, plafond tinggi dan atap bersudut tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana memanfaatkan potensi bangunan peninggalan kolonial. Dengan melakukan observasi diperoleh data bahwa keindahan gaya arsitektur menjadi daya tarik pengunjung dan dengan tata letak furniture yang tepat akan diperoleh kenyamanan termal dan pencahayaan alami yang optimal. Heritage the Factory Outlet dipilih sebagai kasus studi karena alih fungsi terbilang sukses, tidak menghilangkan keaslian gaya arsitekturnya bahkan menjadikannya daya tarik tersendiri. Bangunan tambahan di bangun tidak lebih menonjol dari bangunan utama sehingga keberhasilan alih fungsi ini diharapkan dapat diterapkan pada bangunan cagar budaya lainnya. Diperlukan dukungan Pemerintah Daerah dalam pengawasan pelaksanaan perubahan agar tidak melanggar aturan konservasi dan menindak tegas segala bentuk pelanggaran yang dapat merusak bangunan sebagai warisan budaya.

Kata kunci: bangunan peninggalan kolonial, alih fungsi, adaptasi gaya arsitektur, bangunan cagar budaya, adaptive reuse


ABSTRACT
Colonial heritage buildings are cultural heritages that nowadays many of them are undergoing functional shift, mainly into commercial function. These buildings have an architectural style that adapt to tropical climate by applying wide openings, high ceilings with sharp angeled roof. This research goal is to explore how to benefit the potential of colonial heritage buildings. Observation results showed that beauty of the architectural style is the attraction for visitors together with the right furniture layout, thermal comfort and optimal natural lighting. “Heritage†Factory Outlet was selected as a case study because of the function shift was successful, does not eliminate the beauty of the architectural style and in fact it becomes its unique attraction. The additional building does not become more prominent of the main building so that the succes of function shift is expected to be applied to other cultural heritage building. Local Government support is required in monitoring the implementation of changes that do not violate the rules of conservation and take firm action against any violation that may damage the building as a cultural heritage.

Keywords: Colonial heritage building, building function shift, architecture style addaptation, cultural heritage building, adaptive reuse


Kata Kunci


bangunan kolonial, alih fungsi bangunan, adaptasi gaya arsitektur

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Voskuil, E., (1996).â€Bandoeng, Beeld van een stadâ€, Purmerend: Asia Major.

Kunto, H., (1984). “Wajah Bandoeng Tempo Doeloeâ€, I. Bandung: PT Granesia.

Purnomo, E., Hery, Waani, Judi, O., Wuisang, Cynthia, (2017). “Gaya & Karakter Visual Arsitektur Kolonial Belanda Di Kawasan Benteng Oranje Ternateâ€, Media Matrasain, eJournal Unsrat, vol. 14, no. 1, pp. 23–33

Soewarno, N., (2004). “Adaptive Reuse ‘HERITAGE’ the Factory Outletâ€, Lund.

Brolin, B.C., (1980). “Architecture In Context fitting new building with oldâ€, New York.

Anthony, A., (1992). “Poetics of Architecture: Theory of Designâ€, New York: John Wiley & Sons.

Ananditya, A., Khrisma, Suastika, Made, Sumadyo, (2017). “Implementasi Arsitektur Berkelanjutan pada Strategi Perancangan Rusunawa di Surakartaâ€, J. Arsitektura, vol. 15, no.2.

Mitchel, J., (2002). “Adaptive reuseâ€, Massachusetts : Institute of Technology Cambridge, Massachusetts.

Brebbia, L., Telles, C.A., Wrobel, J.C.F., (1984). “Boundary Element Techniques,Theory and Applications in Engineeringâ€, Berlin: Springer-Verlag.

Sumalyo, Y., (1993). “Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesiaâ€, First Edit, Yogjakarta, Gajah Mada University, Press

Hadinoto, (1996). “Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940â€, Yogjakarta: ANDI, 1996

Hartono, D., (2001) “Pesona Arsitektur Eklektik, Di luar Teknik di dalam Klasik Modernâ€, Majalah Griya Asri no.210/014-Februari 2001(majalah Arsitektur-Interior-Taman dan lingkungan), Bandung, Februari.

Tutuko, P., (2003). “CIRI KHAS ARSITEKTUR RUMAH BELANDA (Studi Kasus Rumah Tinggal Di Pasuruan)â€, Mintakat, J. Arsit., vol. 4, no. 1.

Handayani T.W., (2017). “PERALIHAN FUNGSI BANGUNAN DI KORIDOR JALAN L.L.R.E MARTADINATA KOTA BANDUNGâ€, Geo Planart, vol. Vol.1, no. No.1, pp. 45–54.

Kurniawan C., Agus, Rumawan, Salain, Trimarianto, (2015). “KONSERVASI FASADE BANGUNAN KOLONIAL DI JALUR BELANDA, KOTA SINGARAJA, BALIâ€, Ruang, J. Lingkung. Binaan, vol. 2, no. 2, pp. 149–168.

Sukarno, N., Gayatri, Pipit, Antariksa, Antariksa, Suryasari, (2014). “KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN,†J. Arsit. Nalars, vol. 13, no. 2, pp. 99–112.

Hadinoto, (2010). “Arsitektur dan Kota-kota di Jawa pada masa Kolonialâ€, Yogjakarta: Graha Ilmu

Soewarno, N., Duhita, D., (2019). “The Transformation of Heritage Buildings as Tourist Attraction : Adaptive Re-use of Colonial Buildings at a Bandung Conservation Areaâ€, vol. 156, no. Senvar 2018, pp. 131–140.




DOI: https://doi.org/10.26760/jrh.v4i3.133-144

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



Alamat redaksi dan tata usaha:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional
Fakultas, gedung 14 Lantai 3
Jl. PHH. Mustapa 23 Bandung 40124
Tlp. 022-7272215 Pes. 159, Fax. 022-7202892,
e-mail: hrekayasa@itenas.ac.id


Terindeks:

  


STATISTIK PENGUNJUNG
Flag Counter
 

Lihat Statistik

Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License