Perspektif Semiotik dan Budaya Populer di Parodi Film Kolosal Iklan Indoeskrim: Kisah Legenda Nusantara
Sari
Iklan Indoeskrim berjudul Kisah Legenda Nusantara sebagai objek penelitian dikarenakan mampu menjadi viral dalam berbagai media sosial dan meningkatkan omset penjualan 600% di bulan pertama penjualannya. Iklan ini mengangkat film kolosal Indonesia dengan pelakon utama Brama Kumbara di tahun ’90-an sebagai tema parodinya. Selain itu, iklan ini juga mengilustrasikan penggunaan berbagai perangkat modern di masa lampau. Peneletian ini menggunakan metode paradigma konstruktivisme, teori semiotika Roland Barthes, budaya populer Danesi, dan komunikasi pemasaran Rangkuti untuk menelusuri identitas produk Indoeskrim. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa iklan ini memiliki makna denotasi suasana keluarga kerajaan lengkap dengan kostum kerajaan yang mewah namun sehari-harinya ternyata sering diwarnai dengan pertengkaran antar saudara. Sedangkan makna konotatif yang tercermin dari iklan ini adalah keluarga millenial masa kini di Indonesia namun masih dominan menganut budaya patriarki dan memiliki semangat nasionalisme dengan cara menikmati produk Indoeskrim yang memiliki berbagai varian khas rasa nusantara yang disajikan dengan teknologi yang mutakhir. Sedangkan mitos yang terbentuk dari iklan ini adalah kebanggaan akan budaya Nusantara yang ditunjukkan dengan kebanggaan dalam mengonsumsi produk-produk lokal Indonesia. Penelitian ini juga mengungkapkan bagaimana iklan Indoeskrim merupakan produk budaya populer, menjadi penghibur dengan humor yang segar.
Â
Kata kunci: semiotika, parodi, film kolosal, budaya populer, iklan Indoeskrim
Â
Â
ABSTRACT
The Indoeskrim advertisement titled Kisah Legenda Nusantara as an object of research due to being able to become viral in various social media and increasing sales turnover of 600% in the first month of sales. This advertisement raised the Indonesian colossal film with the main actor Brama Kumbara in the '90s as the theme of his parody. In addition, this ad also illustrates the use of various modern devices in the past. This study uses the method of constructivism paradigm, Roland Barthes' semiotics theory, Danesi's popular culture, and Rangkuti marketing communication to trace Indoeskrim's product identity. The results of this study reveal that this advertisement has the meaning of denoting the royal family atmosphere complete with luxurious royal costumes but it turns out that everyday is often colored by fights between siblings. Whereas the connotative meaning reflected in this advertisement is the millennial family of today in Indonesia but still dominantly adhering to patriarchal culture and having a spirit of nationalism by enjoying Indoeskrim products that have a variety of typical variants of the Indonesian flavor presented with cutting-edge technology. Whereas the myth that is formed from this advertisement is pride in the Nusantara culture which is shown by pride in consuming Indonesian local products. This research also reveals how Indoeskrim's advertising is a product of popular culture, being an entertainer with fresh humor.
Keywords: semiotics, parodiy, colossal films, popular culture, Indoeskrim ads
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.