Konfluen Budaya pada Gaya Visual Ilustrasi Naskah Sajarah Banten
Sari
Masa Revolusi Industri pada abad ke-18 menyebabkan tumbuhnya lingkungan urban yang terdiri dari berbagai tipe kelompok masyarakat yang saling berinteraksi menjadi kelas-kelas dan kelompok sosial baru. Budaya kelompok baru tersebut selanjutnya membentuk ikatan yang pelik antar berbagai pola pemikiran yang tidak lagi dapat dikatakan ‘turun-temurun’, yang diistilahkan Ulf Hannerz sebagai cultural confluences atau “pertemuan/konfluen budayaâ€. Pemilihan kata ‘confluence’ merujuk pada sesuatu yang bersifat cair, mengalir dan bercampur, mengisyaratkan bahwa budaya bukan lagi merupakan tradisi yang kaku. Penelitian ini untuk menelaah sejarah fenomena konfluen budaya dalam perkembangan budaya visual Indonesia melalui sampel ilustrasi naskah Sajarah Banten yang dibuat pada abad ke-18 dengan menerapkan metode analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya estetik yang diterapkan pada ilustrasi tersebut menunjukkan bentuk adaptasi dari gaya tradisional Indonesia dengan gaya luar seperti Barat dan Timur Tengah.
Kata kunci: Â gaya visual, ilustrasi, konfluen budaya.
ABSTRACT
The Industrial Revolution during the 18th century caused the emergence of urban environment consisted of various community types which interacted and turned into new social classes and groups. The culture of those new communities thus shaped some complex bonds of thought patterns which cannot be called ‘hereditary’ anymore, termed by Ulf Hannerz as cultural confluences. The usage of term ‘confluence’ refers to something fluid, flowing, and mixing, as a hint that culture is not a rigid tradition anymore. This research aims to analyse the history of cultural confluences in the development of Indonesia’s visual culture through sampling of Sajarah Banten manuscript’s illustrations made in 18th by using discourse analysis method. The result shows that the aesthetic style used in the illustrations shows adaptations from Indonesia’s traditional style with external influences like from the West or Middle East. In other words, cultural confluences had existed even before the Digital Revolution 4.0 in Indonesia and it is not a threat, instead it can expands the visual vocabularies of Indonesia.
Keywords: cultural confluences, illustration, visual style.
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.