Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular pada Rancangan Islamic Center

Muhammad Rahfi Fachrozy, Nur Laela Latifah, Jamaludin Jamaludin

Sari


ABSTRAK

 

Sambas merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini menyebabkan di sana banyak dilaksanakan kegiatan ke-Islaman, tetapi masih belum tersedia suatu wadah yang dapat menunjang ibadah sekaligus meningkatkan kualitas hidup umat muslim. Sehingga, diperlukan Islamic center yang merupakan pusat peribadatan, pendidikan, kemasyarakatan, dan penyiaran agama serta budaya Islam. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu kualitatif. Pendekatan tema yang dipilih untuk perancangan ini adalah arsitektur neo vernakular yang merupakan penggabungan antara arsitektur tradisional dan modern. Arsitektur tradisional yang diacu berasal dari suku asli Kalimantan Barat yaitu suku Dayak dan suku Melayu Tradisional. Neo vernakular dipilih dengan tujuan menghasilkan desain Islamic center yang modern dan fungsional sesuai kebutuhan di zaman modern tanpa mengabaikan unsur/ nilai lokalitas tradisional setempat. Tema ini diterapkan pada pola sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang dapat menjangkau seluruh bangunan seperti sungai, massa bangunan yang mengadaptasi bentuk rumah Panjang suku Dayak bernama Ompuk Domuk, atap yang bentuknya mengadaptasi dari rumah suku Melayu Tradisional (atap Potong Limas, atap Potong Godang) dan Ompuk Domuk, pola batik Pucuk Rebung pada ornamen arsitektural, penerapan neo pada struktur dan material bangunan yang lebih modern, serta adanya paduan warna material alami dan kontras.

Kata kunci: islamic center, islam, kabupaten sambas, neo vernakular

 

ABSTRACT

 

Sambas is one of the regencies in West Kalimantan Province, where the majority of the population is Muslim. This demographic condition has led to the frequent organization of Islamic activities; however, the region still lacks a dedicated facility that can simultaneously support religious practices and enhance the quality of life of the Muslim community. Therefore, the development of an Islamic Center—which functions as a hub for worship, education, social activities, and the dissemination of Islamic religion and culture—is required. The data collection for this study employed a qualitative approach. The design adopts a neo-vernacular architectural theme, which integrates traditional and modern architectural elements. The traditional references are drawn from the indigenous ethnic groups of West Kalimantan, namely the Dayak and the traditional Malay communities. The goal of using neo-vernacular architecture is to create a modern and functional design for an Islamic Center that still respects the cultural and traditional values of the area. This theme is reflected in several design aspects: a circulation pattern for vehicles and pedestrians inspired by river networks; building masses adapted from the longhouse form of the Dayak Ompuk Domuk; roof forms derived from traditional Malay houses (Potong Limas and Potong Godang) and Ompuk Domuk; architectural ornamentation incorporating the Pucuk Rebung batik motif; and modern interpretations in building structure and material selection. The design also emphasizes the combination of natural material tones with contrasting colors to reinforce both modernity and regional identity.

 Keywords: architecture, modern, tropic, education


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


“Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat | BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat.” https://kalbar.bpk.go.id/pemerintah-daerah-provinsi-kalimantan-barat-1 (accessed Jun. 20, 2022).

“Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) proyek Islamic centre di seluruh Indonesia - Google Books.” https://books.google.co.id/books/about/Petunjuk_pelaksanaan_JUKLAK_proyek_Islam.html?id=aT5gGwAACAAJ&redir_esc=y (accessed Jun. 20, 2022).

“Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Interaktif.” https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/ (accessed Aug. 20, 2022).

C. Widi and L. Prayogi, “Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular pada Bangunan Buday dan Hiburan,” J. Arsit. Zo., vol. 3, no. 3, pp. 282–290, 2020, doi: 10.17509/jaz.v3i3.23761.

D. Maulana, “Kosmologi Rumah Betang (Ompuk Domuk) Dayak Dosan Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat,” J. Arsit. PENDAPA, vol. 3, no. 1, 2020, doi: 10.37631/pendapa.v3i1.104.

L. Esariti, N. Yuliastuti, and N. K. Ratih, “Riverine Settlement Adaptation Characteristic in Mentaya River, East Kotawaringin Regency, Kalimantan Province,” in IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2018, vol. 123, no. 1. doi: 10.1088/1755-1315/123/1/012039.

“Google Earth.”

https://earth.google.com/web/@1.33976103,109.27455743,0.22117107a,695.87627008d,35y,349.33747282h,0t,0r (accessed Aug. 20, 2022).

A. Sarwono, R. Pramudji, U. M. Siregar, R. H. Lubis, and A. Ri. Pasaribu, “EKSPLORASI ARSITEKTUR KALIMANTAN EDISI: RUMAH MELAYU KALIMANTAN BARAT,” in EKSPLORASI ARSITEKTUR KALIMANTAN EDISI: RUMAH MELAYU KALIMANTAN BARAT, 2018.

Z. Zain, “Analisis Bentuk dan Ruang pada Rumah Melayu Tradisional di Kota Sambas (Zairin Zain),” NALARs, vol. 11, no. 1, 2012.

R. Levin and C. A. Jencks, “The Language of Post-Modern Architecture,” J. Aesthet. Art Crit., vol. 37, no. 2, 1978, doi: 10.2307/429857.

F. D. K. Ching, Architecture : form, space and order. New York: Van Nostrand Reinhold, c1979, 1979.




DOI: https://doi.org/10.26760/rekakarsa.v10i3.7529

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



ISSN elektronik 2338-6592

Diterbitkan oleh :
Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain,
Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892
Email : rekakarsa@itenas.ac.id


Terindeks :

  


Didukung Oleh :

  


Kerja Sama :

aptari  IAI-Jawa Barat



Jurnal ini terlisensi oleh  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License