Pencahayaan Alami Dalam Desain Bukaan Fasad Kafe Kalpa Tree Bandung

Gendis Dwi Rahma Widasari, Syntikhe Amanda Christie, Muhamad Rhizki Fadilah

Sari


ABSTRAK
Saat ini,banyak kafe di Kota Bandung yang sangat beragam serta mempunyai keunikan desain arsitektur tersendiri. Salah satu kafe yang diteliti adalah Kafé Kalpa Tree Dine & Chill,yang berlokasi di Jalan Kiputih No.37,Ciumbuleuit,Kota Bandung. Kafe ini mengandalkan cahaya matahari sebagai sumber pencahayaan alaminya. Melalui desain jendela atau bukaan tersebut secara tidak langsung tercipta pengaturan tata pencahayaan alami yang optimal pada kafe tersebut. Hal ini tampak terlihat juga minimnya penggunaan pencahayaan buatan di ruang makan kafe pada siang hari. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan bangunan. Standar minimal sistem pencahayaan alami dalam suatu bangunan yaitu 250 - 300 lux. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan survey lapangan,pengumpulan data primer dan sekunder serta mengukur tingkat pencahayaan rata-rata suatu ruangan diukur menggunakan Luxmeter. Proses pengukurannya meliputi penentuan luas ruangan, dimensi jendela,penentuan Titik Ukur Samping 1 (TUS 1),Titik Ukur Samping 2 (TUS 2),Titik Ukur Utama 1 (TUU 1),dan Titik Ukur Utama 2 (TUU 2) , serta pengambilan data pengukuran dengan Software Ecotect. Lalu dari hasil pengukuran dan analisa tersebut dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) kemudian didapatkan hasil besaran pencahayaan alami pada Kafe Kalpa Tree telah memenuhi standar.

Kata kunci: desain bukaan, kafe, dimensi, jendela, pencahayaan alami, luxmeter, ecotect ,SNI

ABSTRACT
This time many cafes in Bandung are very diverse and have their own unique architectural design. One of the cafes studied was the Café Kalpa Tree Dine & Chill, which is located on Jalan Kiputih No.37, Ciumbuleuit, Bandung City. This cafe relies on sunlight as its natural lighting source. Through the design of windows or openings indirectly created an optimal natural lighting arrangement in the cafe. This seems to be seen also the minimal use of artificial lighting in the cafe dining room during the day. Lighting is one of the important factors in building design. The minimum standard of natural lighting systems in a building is 250 - 300 lux. The study was conducted with quantitative and qualitative methods. Data collection techniques are by field surveys, primary and secondary data collection and measuring the average level of lighting of a room measured using Luxmeter. The measurement process includes determining the area of the room, window dimensions, determining the Side Measuring Points 1 (TUS 1), Side Measuring Points 2 (TUS 2), Main Measuring Points 1 (TUU 1), and Main Measuring Points 2 (TUU 2), and taking measurement data with Ecotect Software. Then from the results of the measurement and analysis compared to Standar Nasional Indonesia (SNI), it was then obtained that the amount of natural lighting in the Kalpa Tree Cafe had suitable the standards.
Keywords: openings design, cafe, dimensions, windows, natural lighting, luxmeter, ecotect, SNI



DOI: https://doi.org/10.26760/rekakarsa.v7i2.3662

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



ISSN elektronik 2338-6592

Diterbitkan oleh :
Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain,
Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892
Email : rekakarsa@itenas.ac.id


Terindeks :

  


Didukung Oleh :

  


Kerja Sama :

aptari  IAI-Jawa Barat



Jurnal ini terlisensi oleh  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License