Kajian Desain Apartemen Buah Batu Park Terhadap Kesiapan Pengelolaan Kebakaran Pasca Huni
Sari
Abstrak
Walaupun kehadiran apartemen lebih mendukung kota bandung sebagai tujuan wisata belanja, namun pembangunannya menunjukan kenaikan yang cukup signifikan akhir-akhir ini.Bangunan Apartemen Buah Batu Park Bandung yang diklasifikasi sebagai tipe B berdasarkan KEPMEN PU No. 02/KPTS/1985 tentang ketentuan pencegahan dan penangulangan kebakaran pada bangunan gedung, dilengkapi ruang dapur disetiap unitnya, selain dapur shaft dan ruang pendukung peralatan utilitas berpotensi sebagai zona rawan penyalaan titik api.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no 11 tahun 2000 menentukan bahwa setiap bangunan wajib menyusun manajemen kebakaran pasca huni.Melalui kajian yang menggunakan metoda deskriptif analisis ini dipahami bahwa desain zona rawan api baik secara horizontal dan vertikal perlu dipertimbangkan, ditinjau dari kemudahan penjalaran api dan usaha penghuni untuk melalukan evakuasi.Desain sirkulasi, proteksi kesiapan sarana dan prasarana kebakaran adalah aspek yang perlu disiapkan untuk mendukung keberhasilan manajemen pengelolaan kebakaran pasca huni pada desain Apartmen Buah Batu Park Bandung.Kesiapan bangunan dalam menghadapi bahaya kebakaran tidak hanya dilakukan pada awal desain dan pelaksanaan saja, namun juga pada tahap pasca huni.Dengan demikian sekalipun masih terdapat kekurangan dalam aspek desain, bangunan masih dapat dihuni serta memberi keamanan pada peghuni melalui manajemen kebakaran.
Kata kunci : Desain Sirkulasi, Ruang Dalam, Sarana Evakuasi, Alat Pengamanan
Â
Abstract
Even though apartement buildings in Bandung proved to be beneficial to Bandung’s status as a shopping destination haven, the number is still growing significantly. Buah Batu park apartment building is classified as a type b apartment based on KEPMEN PU No. 02/KPTS/1985 a regulations on fire prevention and countermeasures in tall buildings. Apaetement design is fully furnished with kitchen appliances in each units, mean while the kitchen, shaft room and other utility rooms are all fire hazard potential. KEPMEN PU No. 11 2000 states that every building must have a post occupancy fire management.Through the descriptive analysis method it was proved that fire hazard zones design, both horizontally and vertically needs to be considered to prevent fire spread and in order to facilitate inhabitant egress.Circulation design inside the building as means of egress, fire protection system including infrastructure system are important aspecs to support post occupancy fire management of the building.The building’s readiness to fire hazards needs to be considered at design process, construction and post occupancy stage, that even though there are still some minor flaws in terms of design, the building would still saved to be occupied.
Key Word : Design Circulation, Protection System, Fire Management
DOI: https://doi.org/10.26760/rekakarsa.v1i3.297
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
ISSN elektronik 2338-6592
Diterbitkan oleh :
Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain,
Institut Teknologi Nasional Bandung
Alamat : Gedung 17 Lantai 1 Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124
Kontak : Tel. 7272215 (ext. 151) Fax. 7202892
Email : rekakarsa@itenas.ac.id
Terindeks :
Didukung Oleh :
Kerja Sama :
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.