Pendekatan Semiotika dalam Analisis Tanda Iklan Layanan Masyarakat Kampanye Kebersihan “Sayang Bandung†Tahun 2014-2015

Dewi Iriani, Agung Eko Budiwaspada, Dwinita Larasati

Sari


Tahun 2014, sebuah program komunikasi kota bertajuk Sayang Bandung mengeluarkan dua iklan layanan masyarakat terkait kebersihan disertai dengan penegakan kembali Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3) di Kota Bandung. Iklan tersebut dibuat oleh suatu tim non pemerintah (NGO) yang terdiri dari akademisi dan praktisi kreatif di kota Bandung. Dua versi iklan ‘Sayang Bandung’ yaitu ‘Iis’ dan ‘Asep’ mendapatkan banyak respon terutama di media sosial. Iklan ini tidak hanya mendapat perhatian dari netizen, melainkan juga dari portal berita online dan berbagai macam forum, seperti Kaskus.com yang memuat 70 halaman khusus untuk mengulas iklan tersebut. Respon positif berupa dukungan maupun respon negatif berupa kritikan disampaikan melalui akun media sosial ‘Sayang Bandung’. Penelitian ini bertujuan mengetahui tanda-tanda iklan dan mitos yang terbentuk dalam iklan ‘Sayang Bandung’ yang memicu munculnya respon-respon tersebut. Pendekatan semiotika teks Thwaites digunakan untuk menganalisis iklan tersebut. Berdasarkan analisa dipahami bahwa  dalam iklan Sayang Bandung terdapat konsep gender, daya tarik fisik, keakraban komunikasi, dan budaya yang digunakan untuk mengkomunikasikan perda serta himbauan kebersihan kepada masyarakat kota Bandung, khususnya yang berusia muda.

 

Kata Kunci : iklan layanan masyarakat, sayang bandung, semiotika

 

AbstraCT

In 2014, a city communication program titled Sayang Bandung issued two public service announcements related to cleanliness accompanied by the re-enforcement of Peraturan Daerah No. 11 of 2005 on the Implementation of Order, Cleanliness and Fineness (K3) in Bandung. The ad was created by a non-government team (NGO) consisting of academics and creative practitioners in Bandung. Two versions of the ads of 'Sayang Bandung',  'Iis' and 'Asep' get a lot of response especially in social media. These ads not only get the attention of netizens, but also from online news portals and various forums, such as Kaskus.com which contains 70 pages specifically to review the ads. Positive response in the form of support and negative response in the form of criticism delivered through social media account 'Sayang Bandung'. This study aims to determine the signs of advertising and myths that formed in the ads of 'Sayang Bandung' which triggered the emergence of these responses. The Thwaites text semiotics approach is used to analyze the ad. Based on the analysis, it is understood that in the ads of‘Sayang Bandung’ there are gender concepts, physical attraction, communication intimacy, and culture used to communicate local regulations and hygiene appeals to the people of Bandung, especially young ones.

 

Keywords : public service advertisement, sayang bandung, semiotics


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.